INDONESIAN JOURNAL OF MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY (IJ-CALORY) https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/IJ-CALORY INDONESIAN JOURNAL OF MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY (IJ-CALORY) en-US Wed, 05 Feb 2025 04:13:32 +0000 OJS 3.3.0.8 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Uji efektivitas antidiabetik ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Terhadap Mencit Yang Diinduksi aloksan https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/IJ-CALORY/article/view/578 <table> <tbody> <tr> <td> <p><strong><em>Pendahuluan: </em></strong><em>Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terus meningkat, dengan perkiraan 643 juta penderita pada tahun 2030. <strong>&nbsp;</strong></em></p> <p><strong><em>Tujuan dan Metode: </em></strong><em>Penelitian ini mengkaji potensi Moringa oleifera sebagai terapi antidiabetik. &nbsp;Penelitian ini mengevaluasi efek ekstrak etanol daun kelor terhadap kadar glukosa darah pada mencit jantan yang diinduksi aloksan. Ekstrak diperoleh dengan merendam 25 g bubuk daun dalam 500 mL etanol selama 72 jam, menghasilkan rendemen 3,8%. Sebanyak 30 mencit dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan setelah pengukuran kadar glukosa awal. Induksi dilakukan dengan aloksan (120 mg/KgBB), dan kelompok eksperimen diberi dosis ekstrak etanol, termasuk kontrol positif (glibenklamid) dan negatif (DMSO 1%). Analisis data menggunakan ANOVA satu arah, dengan signifikansi ditetapkan pada P &lt; 0,05. </em></p> <p><strong><em>Hasil: </em></strong><em>Penelitian ini membahas pengaruh faktor biologi dan kandungan kimia terhadap kualitas ekstrak daun kelor serta proses standarisasi untuk mencapai kualitas konsisten. Rendemen ekstrak mencapai 11,15%, memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia (minimal 7,2%). Analisis fitokimia menunjukkan flavonoid dengan kadar rata-rata 6,80 mg/g, menunjukkan potensi bioaktivitas tinggi. Selain itu, analisis kadar air, susut pengeringan, dan kadar abu menunjukkan kualitas ekstrak yang baik. Studi eksperimen pada mencit menunjukkan variasi respons terhadap ekstrak daun kelor, dengan beberapa kelompok mengalami penurunan kadar gula darah signifikan, sementara yang lain mengalami peningkatan. </em></p> <p><strong><em>Kesimpulan: </em></strong><em>Ekstrak daun kelor mengandung flavonoid tinggi dan memenuhi standar pengujian. Pemberian ekstrak ini efektif menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan</em></p> </td> </tr> </tbody> </table> Dea Amanda Caressa, Agus Putra Murdani Copyright (c) 2025 Dea Amanda Caressa, Agus Putra Murdani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/IJ-CALORY/article/view/578 Fri, 31 Jan 2025 00:00:00 +0000 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa Linn.) dan Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/IJ-CALORY/article/view/579 <table> <tbody> <tr> <td> <p><strong><em>Pendahuluan: </em></strong>&nbsp;<em>Infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh Escherichia coli, merupakan masalah kesehatan yang signifikan. Penggunaan tanaman obat, seperti kunyit (Curcuma longa Linn.) dan sambiloto (Andrographis paniculata Ness.), sebagai alternatif terapi antibakteri semakin menarik perhatian. <strong>&nbsp;</strong></em></p> <p><strong><em>Tujuan dan Metode: </em></strong>&nbsp;<em>Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak kunyit dan sambiloto terhadap E. coli secara in vitro. Ekstrak diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut methanol. Aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode agar difusi cakram pada berbagai konsentrasi (15 µg/ml, 25 µg/ml, 50 µg/ml, 75 µg/ml, dan 100 µg/ml). Zona hambat diukur untuk menentukan efektivitas masing-masing ekstrak. </em></p> <p><strong><em>Hasil: </em></strong>&nbsp;<em>Hasil menunjukkan bahwa ekstrak kunyit memiliki daya hambat yang signifikan pada semua konsentrasi uji, dengan zona hambat terbesar dibandingkan sambiloto dan kombinasi keduanya. Ekstrak sambiloto hanya menunjukkan aktivitas pada konsentrasi 100 µg/ml. Kombinasi ekstrak kunyit dan sambiloto menunjukkan zona hambat yang lebih rendah dibandingkan kunyit tunggal, mengindikasikan tidak adanya efek sinergis. </em></p> <p><strong><em>Kesimpulan: </em></strong>&nbsp;<em>Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak kunyit memiliki potensi antimikroba yang lebih kuat terhadap E. coli dibandingkan sambiloto. Temuan ini mendukung penggunaan tanaman obat sebagai alternatif dalam pengobatan infeksi bakteri. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme kerja dan potensi sinergis dari kombinasi ekstrak ini.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table> Herin Mawarti Copyright (c) 2025 Herin Mawarti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/IJ-CALORY/article/view/579 Fri, 31 Jan 2025 00:00:00 +0000