https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/issue/feedJournal of Health Innovation and Community Services2025-04-23T03:24:52+00:00Ns, Rudiyanto, M. Keprudiyanto@stikesbanyuwangi.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Journal of Health Innovation and Community Services (JHICS)</strong> is a publication media for various academic activities in the field of public health that carry out intervention activities to the community or institutions in the community related to the field of public health. Public health is a discipline consisting of promotive, preventive, rehabilitation and advocacy activities to improve the welfare of the community at large. Interventions that can be in the form of community participation and collaboration towards efforts to improve community health and welfare. Interventions are carried out through various innovative approaches with the embodiment of public health academic and technological approaches that can be adopted by the people involved. It is hoped that these interventions will continue to work to achieve independence in improving the health and welfare of the community.</p> <p><strong>Journal Description</strong></p> <table class="data" width="100%" bgcolor="#f2faed"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Journal title</strong></td> <td width="70%"> : <strong>Journal Of Health Innovation and Community Services</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Initials</strong></td> <td width="70%"> : <strong>JHICS</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Frequency</strong></td> <td width="70%"> : <strong><a href="https://ijhis.pubmedia.id/index.php/ijhis/issue/archive" target="_blank" rel="noopener">2 issues per year</a> (April and October)</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Prefiks DOI</strong></td> <td width="70%"> : <strong>10.54832</strong> <a href="https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/index" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://i.ibb.co/T4xZdG6/crossref3.png" alt="crossref3" border="0" /></a> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Online ISSN</strong></td> <td width="70%"> : <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2830-7828"><strong>2830-7828</strong></a></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Editor In Chief</strong></td> <td width="70%"><a> : <span style="color: #008acb;"><strong>Ns. Rudiyanto, M. Kep </strong></span></a></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Publisher</strong></td> <td width="70%"> : <a href="https://pppm.stikesbanyuwangi.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><strong>LPPPM STIKES Banyuwangi</strong></a></td> </tr> </tbody> </table>https://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/599Penyuluhan Dan Pelatihan Senam Osteoporosis Sebagai Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Menopause Di Posyandu Bunda Lestari Desa Karangrau Sokaraja2025-03-14T01:55:20+00:00Uun Octavianiuunoctaviani13@gmail.comSiti Haniyahsiti.han@gmail.comIkit Netra Wirakhminetrawira@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Menopause merupakan peralihan dari fase reproduksi ke fase non-reproduksi yang ditandai dengan berhentinya menstruasi. Biasanya wanita yang mengalami menopause ada dalam rentang usia 45-55 tahun. Wanita yang telah mengalami menopause berisiko tinggi 5,6 kali mengalami osteoporosis. Dimana pada wanita yang mengalami menopause ini akan mengalami penyusutan massa tulang sekitar 40-50%, hal ini di karenakan adanya pengaruhi produktivitas hormon estrogen. senam yang dilakukan secara teratur dapat mempengaruhi massa tulang sehingga resiko terjadinya osteoporosis dapat dicegah<strong>.Tujuan:</strong> Memberikan penyuluhan dan pelatihan senam osteoporosis sebagai upaya pencegahan osteoporosis pada wanita menopause. <strong>Metode</strong>: Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah dan demostrasi yang didukung oleh media seperti PowerPoint, video, dan buku saku tentang pencegahan osteoporosis. Kegiatan meliputi pemerikasaan IMT (Indeks Massa Tubuh), pengerjaan pre test, pemberian materi tentang osteoporosis, pengerjaan post test dan dilanjutkan dengan pelatihan senam osteoporosis. <strong>Hasil:</strong> Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan pengetahuan dari hasil pre test dan post test dari skor rata-rata 72,25 menjadi 86,25. keterampilan lansia dalam melakukan senam osteoporosis 92,55, yang menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan senam osteoporosis dengan baik. <strong>Kesimpulan</strong>: Senam Osteoprorosis terbukti cukup efektif sebagai upaya pencegahan osteoporosis. Selain itu, keterampilan lansia dalam melakukan senam osteoporosis diklasifikasikan sebagai baik, dengan sebagian besar pecserta mencapai skor tinggi pada lembar pemantauan.</p>2025-04-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Uun Octaviani, Siti Haniyah, Ikit Netra Wirakhmihttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/577Pelatihan Terapi Mindfulness Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Lansia2025-03-11T03:05:02+00:00Zahra Auliazahraaulia6282@gmail.comArni Nur Rahmawatirahmawati.a@gmail.comRirin Isma Sundariisma.a@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Hipertensi adalah kondisi tekanan darah meningkat secara abnormal dan terus menerus. Bisa dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Penderita hipertensi kemungkinan akan merasa cemas, sehingga diperlukan sebuah terapi untuk menurunkan kecemasan. Terapi mindfulness dapat menurunkan kecemasan karena membantu seseorang menjadi tenang dan positif karena adanya perubahan pada kondisi otak. <strong>Tujuan:</strong> Memberikan pelatihan terapi mindfulness untuk menurunkan kecemasan pada lansia hipertensi. <strong>Metode:</strong> Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah dan demonstrasi yang didukung oleh media seperti PowerPoint, video, dan selebaran tentang terapi mindfulness. Jumlah peserta sebanyak 20 lansia yang mengalami hipertensi. Tingkat kecemasan pada lansia diukur menggunakan instrumen Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS), dan keterampilan lansia dalam melakukan terapi mindfulness diukur dengan lembar pemantauan yang terdiri dari 12 tahap. <strong>Hasil:</strong> Hasil dari kegiatan ini menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dari skor rata-rata 39,55 menjadi 34,6. Keterampilan lansia dalam melakukan terapi mindfulness mendapatkan skor rata-rata 89,78, yang menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan terapi mindfulness dengan baik. <strong>Kesimpulan:</strong> Terapi mindfulness telah terbukti efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan pada orang lanjut usia. Skor kecemasan rata-rata menurun dari 39,55 menjadi 34,6, dengan penurunan signifikan pada kategori kecemasan sedang dan berat. Selain itu, keterampilan lansia dalam mempraktikkan terapi mindfulness diklasifikasikan sebagai baik, dengan sebagian besar peserta mencapai skor tinggi pada lembar pemantauan.</p>2025-04-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Zahra Aulia, Arni Nur Rahmawati, Ririn Isma Sundarihttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/606Peningkatan Pengetahuan dan Pencegahan Terjadinya Penyakit Jantung Dengan Health Education Pengontrolan Kadar Gula Darah Pada Masyarakat Mojosongo Surakarta2025-04-23T03:24:52+00:00Bayu Akbar Khayudinbayukhayudin2021@gmail.comSumardinosumardino.d@gmail.comSugiyartosugiyarto.c@gmail.com<p><strong>Abstrak: </strong></p> <p><strong>Latar Belakang</strong> Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab angka kematian tertinggi di dunia, diantaranya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan pada lapisan dalam arteri koroner. Gangguan metabolisme glukosa, seperti diabetes dan hiperglikemia, dapat memperburuk kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko. Faktor utama dari penyakit jantung salah satunya adalah tidak terkontrolnya gula dalam darah. <strong>Tujuan</strong>: meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kadar gula darah untuk pencegahan sebelum terjadi penyakit jantung.<strong> Metode: </strong>Presentasi, Penyuluhan, dan leaflet. <strong>Hasil : </strong>Pengetahuan baik masyarakat meningkat dari 26,3% pada pre-test menjadi 52,6% pada post-test. <strong>Kesimpulan : </strong>Edukasi tentang penyakit jantung dengan cara pengontrolan kadar gula darah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pengontrolan kadar gula darah masayrakat dapat mencegah penyakit jantung.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci : Penyakit Jantung, kadar gula darah, Pengetahuan, Pencegahan</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract:</em></strong></p> <p><strong><em>Background </em></strong><em>Non-communicable diseases (NCDs) are the leading cause of death in the world, including Coronary Heart Disease (CHD), which is a disease caused by injury or damage to the inner lining of the coronary arteries. Disorders of glucose metabolism, such as diabetes and hyperglycemia, can worsen blood vessel damage and increase the risk. One of the main factors of heart disease is uncontrolled blood sugar.</em><strong><em> Objective: </em></strong><em>to increase public awareness about blood sugar levels for the prevention of heart disease.</em><strong><em> Method: </em></strong><em>Presentation, Counseling, and leaflets</em><strong><em>. Results: </em></strong><em>Public knowledge risen from 26.3% in the pre-test to 52.6% in the post-test</em><strong><em>. Conclusion: </em></strong><em>Education about heart disease by controlling blood sugar levels can increase public knowledge. Controlling public blood sugar levels can prevent heart disease</em><strong><em>.</em></strong></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: Heart Disease, blood sugar levels, Knowledge, Prevention</em></p>2025-04-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 BAYU AKBAR, Sumardino, Sugiyartohttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/601Peer Education : Pemberian Modul Pemeriksaan Pap Smear untuk Meningkatkan Pengetahuan Majelis Taklim/Kelompok Pengajian Al Mar’atus Sholeha Lingkungan RW. 12 Kelurahan Citrodiwangsan Lumajang 2025-03-20T03:54:28+00:00Umi Sukowatiumisukowati@uds.ac.id<p>Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum di kalangan wanita, menjadi yang keempat terbanyak setelah kanker payudara, kolorektal, dan paru-paru. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan tindakan deteksi dini setelah melakukan hubungan seksual. Partisipasi ibu dalam pemeriksaan <em>pap smear</em> dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor perilaku yang dipengaruhi oleh pengetahuan..Melalui media modul diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam upaya deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan Pap smear</p>2025-04-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Umi Sukowatihttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/594Kelas Ayah Hebat untuk Peningkatan Capaian ASI Ekslusif Puskesmas Dirgahayu Kabupaten Kotabaru2025-03-11T03:11:33+00:00Dewi Ariantidewi.budianto@gmail.comSiswanto Pabidangsiswantopad@gmail.comEvy Ernawatiernawatiev@gmail.com<p><strong>Abtrak: Latar Belakang. </strong>ASI Eksklusif merujuk pada pemberian ASI kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif membutuhkan dukungan dan pemantauan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, terutama ayah, pemerintah, tenaga medis, serta kader posyandu yang ada di masyarakat. <strong>Tujuan. </strong>Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan merencanakan strategi bersama, berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi, serta mencari solusi untuk memastikan kelancaran pemberian ASI.<strong> Metode</strong>. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan dilaksanakan berupa edukasi kepada PUS melalui kegiatan penyuluhan. Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah PUS yang memiliki bayi usia 3-5 bulan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan pemberian pre test berupa kuesioner terlebih dahulu selanjutnya penyuluhan kemudian baru melakukan pendampingan akan praktek dari penyuluhan tersebut dan yang terakhir dilakukan post test berupa games monopoli pada semua peserta. <strong>Hasil. </strong>Hasil pengabdian kepada masyarakat sebelum diberikan edukasi pengetahuan PUS kurang 60%, sedangkan setelah edukasi mempunyai pengetahuan baik 80%.<strong> Kesimpulan. </strong>Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berdiskusi dan merencanakan strategi bersama, berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi, serta dapat mencari solusi untuk memastikan kelancaran pemberian ASI, serta menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat khususnya PUS. Sehingga dapat meningkatkan keberhasilan dalam program ASI eksklusif</p>2025-04-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dewi Ariantihttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/474Penyuluhan Tanaman Obat sebagai Antihipertensi di Dusun Krajan Desa Tamansuruh Banyuwangi2024-11-18T03:22:33+00:00Stephanie Artemisiaartemisia@stikesbanyuwangi.ac.idTitis Sriyantititisbwi06@gmail.comAbi Mas Udiantoabimas@stikesbanyuwangi.ac.id<p>Hipertensi salah satu penyakit degeneratif yang harus menggunakan obat jangka panjang untuk mengontrol tekanan darah. Hipertensi yaitu keadaan meningkatnya darah sistolik (≤ 140 mmhg) dan distolik (≤ 90 mmhg). Hasil pendataan Dinkes tahun 2022 prevelensi hipertensi kabupaten Banyuwangi dalam 3 tahun terakhir penderita hipertensi mengalami peningkatan, data terakhir menunjukkan 80,8% dari wanita usia 15 tahun keatas menderita hipertensi, sedangkan laki-laki menunjukkan 79,3% laki-laki usia 15 tahun keatas menderita hipertensi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terkait penyakit hipertensi, pengobatan hipertensi menggunakan obat sintesis serta pemanfaatan tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi hipertensi. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan meliputi pembagian leafleat hipertensi, pemaparan materi terkait penyakit hipertesi, pengujkuran tekanan darah secara gratis, pemeberian toga sebagai simbolis. Pemaparan materi yang disampaikan kepada masyarakat menggunakan bahasa yang mudah dipahami.setelah pemaparan materi dibuka sesi tanya jawab dengan maksud untuk mengetahui tingkat kepahaman masyarakat terhadap materi yang sudah diberikan. Masyarakat dapat mengembangan tanaman TOGA yang diberikan dan dapat mengolah bahan tersebut menjadi sumber obat herbal.</p>2025-01-23T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Stephanie Artemisia, Titis Sriyanti, Abi Mas Udiantohttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/549Meningkatkan Derajat Kesehatan untuk Lansia Sehat Secara Holistik: Sejahtera Bersama Keluarga2025-01-08T02:07:23+00:00Fajri Andi Rahmawanfajriandi0r.fa@gmail.comAkhmad Yanuar Fahmi Pamungkas fajriandi0r.fa@gmail.comHirdes Harlan Yuantofajriandi0r.fa@gmail.comRudiyanto Yuantofajriandi0r.fa@gmail.comMuhammad Al Aminfajriandi0r.fa@gmail.comAchmad Efendifajriandi0r.fa@gmail.comRani Diana Balqisfajriandi0r.fa@gmail.comNur Hidayatinfajriandi0r.fa@gmail.comAhmad rosulirosuli.ahmad@gmail.comRiyan Dwi Prasetyawanfajriandi0r.fa@gmail.comSholihinfajriandi0r.fa@gmail.com<p>Latar belakang: Lansia merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan akibat proses penuaan. Tantangan seperti hipertensi, dislipidemia, dan penyakit tidak menular memerlukan pendekatan holistik. Keterlibatan keluarga dan komunitas dalam menjaga kesehatan lansia menjadi penting untuk mendukung kesejahteraan mereka. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan peningkatkan derajat kesehatan lansia melalui pemeriksaan kesehatan, edukasi, dan pemberdayaan komunitas di Desa Temuasri. Metode: Program pengabdian masyarakat dilakukan dengan pendekatan pre-test dan post-test selama dua minggu, mencakup senam lansia, pemeriksaan kesehatan, dan edukasi penyakit tidak menular. Sasaran kegiatan adalah 163 lansia. Hasil: Sebagian besar lansia emiliki tekanan darah sistole <139 mmHg dan Gula Darah Acak <141 mg/dL. Namun, 52,8% memiliki kadar kolesterol tinggi, menunjukkan <br />prevalensi dislipidemia yang cukup signifikan. Mayoritas peserta menunjukkan antusiasme tinggi terhadap program ini. pendekatan <br />holistik yang mencakup aktivitas fisik, pemeriksaan rutin, dan edukasi kesehatan efektif dalam meningkatkan kesadaran dan kesehatan lansia. Keterlibatan keluarga dan kader kesehatan menjadi elemen penting dalam keberhasilan program. Kesimpulan: Program ini efektif dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia dan mendorong keberlanjutan melalui kegiatan serupa di posyandu lansia</p>2025-01-13T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 fajri Andi Rahmawan, Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas , Hirdes Harlan Yuanto, Rudiyanto Yuanto, Muhammad Al Amin, Achmad Efendi, Rani Diana Balqis, Nur Hidayatin, Ahmad rosuli, Rian Dwi Prasetyawanhttps://jurnal.stikesbanyuwangi.ac.id/index.php/JHIC/article/view/538Edukasi Kegawatdaruratan Dan Bantuan Hidup Dasar Di Pondok Pesantren Al-Kamal Blitar2025-01-02T03:49:04+00:00Manggar Purwacarakamanggar.com@gmail.comFarida Faridapoprimf@gmail.comRio Ady Erwansyahrio.ady.erwansyah@stikestulungagung.ac.idRia Anggrainiriaanggraini118@gmail.comAesthetica Islamytika.aesthetica@gmail.comIntan Munawarohintanmunawaroh6@gmail.comShulhan Arief Hidayatshulhan@stikestulungagung.ac.idOssi Dwi Prasetioossidwi@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kegawatdaruratan dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk di lingkungan pesantren, sehingga pendidikan kesehatan, khususnya Bantuan Hidup Dasar (BHD), sangat penting. <strong>Tujuan</strong> : Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri Pondok Pesantren Al-Kamal Blitar dalam memberikan pertolongan pertama pada situasi darurat. <strong>Metode:</strong> <em>Partisipatory Action Research</em> (PAR), yang melibatkan santri secara aktif dalam pelatihan teoretis dan praktis, termasuk Resusitasi Jantung Paru (RJP), pembidaian, dan teknik transportasi pasien. <strong>Hasil:</strong> pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan santri, dengan rata-rata nilai naik dari 69 menjadi 74 setelah edukasi. Program ini meningkatkan kesiapan santri dalam menghadapi kegawatdaruratan serta memperkuat peran pesantren dalam penanggulangan keadaan darurat. Implikasi dari program ini adalah perlunya pelatihan berkelanjutan dan pengembangan kurikulum kesehatan di pesantren, untuk mempersiapkan seluruh komunitas pesantren dalam menangani situasi darurat. <strong>Kesimpulan:</strong> program edukasi BHD efektif dalam meningkatkan keterampilan dan kesadaran santri, serta dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kesiapsiagaan pesantren dalam menghadapi kegawatdaruratan.</p>2025-01-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Manggar Purwacaraka, Farida, Rio Ady Erwansyah, Ria Anggraini, Aesthetica Islamy, Intan Munawaroh, Shulhan Arief Hidayat, Ossi Dwi Prasetio